ASUHAN KEBIDANAN
Kata
pengantar
Puja
dan puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat rahmatnyalah kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan penuh
kemudahan.
Makalah
ini
disusun agar pembaca dapat mengetahui
Asuhan kebidanan Makalah ini di susun oleh penyusun dengan
berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang
dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan
Yang Maha Esa akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Makalah
ini membahas tentang “TROMBOFELBITIS ”
dimana mahasiswa dan masyarakat juga harus mengetahui sebelum
menerapkannya.
Penyusun
juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata pelajaran yang telah
membimbing penyusun agar dapat mengerti tentang bagaimana cara kami menyusun Makalah ini. Dan teman - teman yang telah banyak
mendukung dalam pembuatan Makalah
ini.
Semoga
makalah
ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah
ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon untuk saran dan
kritiknya. Akhir kata kami ucapkan terima kasih.
Daftar
isi
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Sebagian besar kejadian
kesakitan dan kematian ibu yang disebabkan oleh perdarahan paska persalinan terjadi
empat jam pertama setelah kelahiran bayi. Karena itulah penting sekali untuk
memantau ibu secara ketat, segera setelah setiap tahapan atau kala persalinan
diselesaikan, khususnya pada saat setelah persalinan. Pemantauan ini berupa
konsultasi paska persalinan di ruangan maupun pemeriksaan-pemeriksaan yang
diperlukan. Jika tanda-tanda vital dan tonus uterus masih dalam batas normal
selama dua jam pertama pasca persalinan, mungkin ibu tidak akan mengalami
perdarahan paska persalinan. Penting sekali untuk tetap berada di samping ibu
dan bayinya selama dua jam pertama pasca persalinan. Tekanan darah dan denyut
nadi harus diukur tiap 15 menit sekali, selama beberapa jam pertama setelah
pelahiran, atau lebih sering bila ada indikasi tertentu. Pemijatan uterus untuk
memastikan uterus menjadi keras juga diperlukan. Pemantauan suhu tubuh,
perdarahan harus diawasi. Tidak dianjurkan menggunakan kain pembebat perut
selama dua jam pertama pasca persalinan atau hingga ibu sudah stabil. Dalam
beberapa hari setelah melahirkan suhu badan ibu sedikit naik antara 37,2-37,8
0C oleh karena resorbsi benda-benda dalam rahim dan mulainya laktasi. Dalam hal
ini disebut demam resorbsi, hal ini adalah normal. Infeksi nifas adalah keadaan
yang mencakup semua peradangan alat-alat genitalia dalam masa nifas. Demam
nifas adalah demam dalam masa nifas oleh sebab apapun. Mobilitas puereuralis
adalah kenaikan suhu badan sampai 38 0C atau lebih selama 2 hari. Dalam 10 hari
pertama postpatum. Kecuali pada hari pertama. Suhu diukur 4x sehari secara oral
(dari mulut).
TUJUAN
MASALAH
Mampu menjelaskan pengertian tromboflebitis
Mampu menjelaskan penyebab tromboflebitis
Mampu menjelaskan tindakan keperawatan kepada pasien dengan tomboflebitis
Mampu menjelaskan tentang asuhan keperawatan dengan tromboflebitis
RUMUSAN
MASALAH
BAB II
TINAJAUAN TEORI
TROMBOFLEBITIS
2.1 Pengertian
Tomboflebitis merupakan inflamasi permukaan pembuluh darah disertai pembentukan pembekuan darah. Tomboflebitis cenderung terjadi pada periode pasca partum pada saat kemampuan penggumpalan darah meningkat akibat peningkatan fibrinogen; dilatasi vena ekstremitas bagian bawah disebabkan oleh tekanan kepala janin selama kehamilan dan persalinan; dan aktifitas pada periode tersebut yang menyebabkan penimbunan, statis dan membekukan darah pada ekstremitas bagian bawah
Tomboflebitis merupakan inflamasi permukaan pembuluh darah disertai pembentukan pembekuan darah. Tomboflebitis cenderung terjadi pada periode pasca partum pada saat kemampuan penggumpalan darah meningkat akibat peningkatan fibrinogen; dilatasi vena ekstremitas bagian bawah disebabkan oleh tekanan kepala janin selama kehamilan dan persalinan; dan aktifitas pada periode tersebut yang menyebabkan penimbunan, statis dan membekukan darah pada ekstremitas bagian bawah
2.2 Klasifikasi
Tomboflebitis dibagi
menjadi 2, yaitu:
a. Pelvio
tamboflebitis
Pelvio tromboflebitis mengenai vena-vena
dinding uterus dan ligamentum latum, yaitu vena ovarika, vena uterina dan vena
hipograstika. Vena yang paling sering terkena ialah vena overika dekstra karena
infeksi pada tempat implantasi plasenta terletak di bagian atas uterus; proses
biasanya unilateral. Perluasan infeksi dari vena ovarika dekstra, mengalami
inflamasi dan akan menyebabkan perisalpingo-ooforitis dan peridiapendisitis.
Perluasan infeksi dari vena uterna ialah ke vena iliaka komunis. Biasanya
terjadi sekitar hari ke-14 atau ke-15 pasca partum.
b. Tomboflebitis
femoralis
Tromboflebitis femoralis mengenai
vena-vena pada tungkai, misalnya vena vemarolis, vena poplitea dan vena safena.
Sering terjadi sekitar hari ke-10 pasca partum.
Edema pada salah tungkai kebanyakan di
sebabkan oleh suatu trombosis yaitu
suatu pembekuan darah balik dengan kemungkinan timbulnya komlikasi
emboli paru-paru yang biasanya mengakibatkan kematian.
2.3 penyebab
a. Perluasan
infeksi endometrium
b. Mempunyai varises
pada vena
c. Obesitas
d. Pernah mengalami
tramboflebitis
e. Berusia 30 tahun
lebih dan pada saat persalinan berada pada posisi litotomi untuk waktu
yang lama
f. Memiliki insidens
tinggi untuk mengalami tromboflebitis dalam keluarga.
2.4 Faktor
predisposisi
a. Riwayat
bedah kebidanan
b. Usia
lanjut
c. Multi
paritas
d. Varices
e. Infeksi
nifas
2.5 Tanda
dan Gejala
Pelvio Tromboflebitis
a.
Nyeri yang terdapat pada perut bagian
bawah dan atau perut bagian samping, timbul pada hari ke-2-3 masa nifas dengan
atau tanpa panas.
b.
Penderita tampak sakit berat dengan
gambaran karakteristik sebagai berikut:
ü Mengigil
berulang kali, menggigil inisial terjadi sangat berat (30-40 menit) dengan
interval hanya beberapa jam saja dan kadang-kadang 3 hari pada waktu menggigil
penderita hampir tidak panas.
ü Suhu
badan naik turun secara tajam (36 oC menjadi 40 oC) yang diikuti penurunan suhu
dalam 1 jam (biasanya subfebris seperti pada endometritis)
ü Penyakit dapat langsung selama 1-3 bulan
ü Cenderung terbentuk pus, yang menjalar kemana-mana,
terutama ke paru-paru
c.
Abses pada pelvis
d.
Gambaran darah
e.
Terdapat leukositosis (meskipun setelah
endotoksin menyebar ke sirkulasi, dapat segera terjadi leukopenia)
f.
Untuk membuat kultur darah, darah
diambil pada saat tepat sebelum mulainya menggigil, kultur darah sangat sukar
dibuat karena bakterinya adalah anaerob.
g.
Pada periksa dalam hampir tidak diketemukan
apa-apa karena yang paling banyak terkena adalah vena ovarika; yang sulit
dicapai pada pemeriksaan dalam.
Tromboflebitis femoralis
a. Keadaan
umum tetap baik, suhu badan subfebris selama 7-10 hari, kemudian suhu mendadak
naik kira-kira pada hari ke-10-20 yang disertai dengan menggigil dan nyeri
sekali.
b. Pada salah satu kaki yang terkena, biasanya
kaki kiri akan memberikan tanda-tanda sebagai berikut:
ü Kaki
sedikit dalam keadaan fleksi dan rotasi keluar serta sukar bergerak, lebih
panas dibandingkan dengan kaki lainnya.
ü Seluruh bagian dari salah satu vena pada kaki
terasa tegang dan keras pada paha bagian atas
ü Nyeri hebat pada lipat paha dan daerah paha
ü Reflektorik akan terjadi spasmus arteria
sehingga kaki menjadi bengkak, tegang, putih, nyeri, dan dingin dan pulsasi menurun.
ü Edema kadang-kadang terjadi sebelum atau
sesudah nyeri dan pada umumnya terdapat pada paha bagian atas, tetapi lebih
sering dimulai dari jari-jari kaki dan pergelangan kaki kemudian melus dari
bawah ke atas.
ü Nyeri pada betis, yang terjadi spontan atau
dengan memijat betis atau dengan meregangkan tendo akhiles (tanda homan
positif)
2.6 Penatalaksanaan
Pelvio Tromboflebitis
1. Lakukan
pencegahan terhadap endometritis dan tromboflebitis dengan menggunakan teknik
aseptik yang baik
2. Anjurkan
penderita tirah baring untuk pemantauan gejala penyakit dan mencegah terjadinya
emboli pulmonum
(Abdul Bari Saifudin, dkk., 2002)
(Abdul Bari Saifudin, dkk., 2002)
Tromboflebitis Femoralis
1. Anjurkan
ambulasi dini untuk meningkatkan sirkulasi pada ekstremitas bawah dan
menurunkan kemungkinan pembentukan pembekuan darah.
2. Pastikan
klien untuk tidak berada pada posisi litotomi dan menggantung kaki lebih dari 1
jam, dan pastikan untuk memberikan alas pada penyokong kaki guna mencegah
adanya tekanan yaang kuat pada betis.
3. Sediakan stocking pendukung kepada klien pasca
patrum yang memiliki varises vena untuk meningkatkan sirkulasi vena dan membantu
mencegah kondisi stasis.
4. Instruksikan
kepada klien untuk memakai stocking pendukung sebelum bangun pagi dan
melepaskannya 2x sehari untuk mengkaji keadaan kulit dibawahnya.
5. Anjurkan tirah baring dan mengangkat bagian
kaki yang terkena.
6. Berikan alat pemanas seperti lampu. Atau
kompres hangat basah sesuai instruksi, pastikan bahwa berat dari kompres panas
tersebut tidak menekan kaki klien sehingga aliran darah tidak terhambat.
7. Sediakan
bed cradle untuk mencegah selimut menekan kaki yang terkena.
8. Ukur diameter kaki pada bagian paha dan betis
dan kemudian bandingkan pengukuran tersebut dalam beberapa hari kemudian untuk
melihat adanya peningkatan atau penurunan ukuran.
9. Kaji adanya kemungkinan tanda pendarahan lain,
misalnya: pendarahan pada gusi, bercak ekimosis, pada kulit atau darah yang keluar
dari jahitan episiotomi
10. Jelaskan kepada klien bahwa untuk kehamilan
selanjutnya ia harus memberitahukan tenaga kesehatan yang dia hadapi untuk
memastikan bahwa pencegahan trombofrebitis yang tepat telah dilakukan.
11. Beritahu klien bahwa perlu dilakukan rujukan
untuk menentukan diagnosis pasti dan untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
BAB
III PENUTUP
DAFTAR
PUSTAKA
Nugroho taufan, 2012, patologi
kebidanan,nuhamedika,yogyakarta.